Cerpen: Sebatas Patok Tenda (Melai cover)


Oleh: Melati Nurul Khotimah (@meulatipucuk)


Melati.
Seseorang memanggilku dari kejauhan, suara itu sangat keras. Siapa itu? Kenapa dia bisa tahu namaku?  Dia memanggilku kembali. Aku memicingkan mataku, mencoba melihat siapa yang memanggilku walaupun tidak terlihat olehku. Akupun melanjutkan untuk berjalan dikoridor perkemahan, didekat Lapang Upacara Utama. Melati. Dia memanggilku kembali. Siapakah dia? Aduh YaAllah aku takut.  Tak lama setelah itu akhirnya dia mendatangiku, dengan wajah penuh kebahagiaan, sepertinya begitu. Aku tak mengenalinya yaAllah, mengapa dia mengetahui namaku?
     hai Melati, sendirian aja nih? senyumannya yang lebar membuat jantungku berdetak sangat kencang. YaAllah, dia manis sekali. Siapakah dia? 
     oh, hai. Siapa ya ka? Kenapa bisa tau aku? aku makin bingung, dia siapa?
     aku Dinan. Kamu Melati kan? dia mengulurkan tangannya, berharap untuk berjabat tangan denganku.
     iya aku Melati ka. Kenapa tau aku ka? aku pun menerima uluran tangan dia. Semakin bingung, YaAllah!
     tadi aku kenalan sama kamu, waktu di kegiatan C1, Kampung Budaya, di Kaulinan urang Lembur. Masa ga ingat? aku berfikir sejenak, mencoba mengingat kembali kejadian saat disana. Perasaan ga kenalan deh? Aduh dia tau dari siapa? Kepo lah!
     hm oh iya iya tau ka. Aku berpura-pura tahu saja, agar perbincanganku tidak memanjang. Detak jantung ini semakin kencang, YaAllah, ada apa ini? Aku sangat tidak mengerti.
     oke salam kenal ya ka Melati. Yuk jalan bareng sampai perbatasan antara tenda putra dan tenda putri! dia mengajakku untuk jalan bersama, jarak dari koridor ke perbatasan itu lumayan jauh, kalau nanti pacarnya lihat bagaimana? Matilah aku!
     oh iya ayuk, tapi kalo pcr kaka liat gimana?
     haha engga kok, aku gapunya pacar mel senyumnya yang memancar membuatku sedikit lega.
     okedeh sip, ayuk ka seketika aku senang sekali menerima ajakan pria itu.
     Lalu dia menanyakan jadwal kegiatan selanjutnya setelah shalat dzuhur, dia bilang kepadaku agar nanti satu kegiatan lagi dengannya. Meskipun warna scraft yang sama tapi di jadwal kegiatannya berbeda-beda.
***
     Kegiatan dihari pertama ini dilanjutkan kembali. Aku pun berangkat dari tenda menuju ke lapang atas untuk diberi pengarahan dan diberi tahu jalan menuju ke tempat kegiatan selanjutnya. Disana aku bertemu lagi dengan pria yang bernama Dinan itu. Pria Penegak Bantara dari salah satu sekolah di Kota Bandung itu ternyata berniat sekali untuk satu kegiatan denganku. Dia mengikutiku, berjalan perlahan dibelakangku, aku sangat tidak mengerti, dia kenapa sih? Serasa diteror gini YaAllah!
     Mel, kita satu kegiatan lagi. Asik! Seneng deh bisa kenalan sama kamu senyumnya sangat mempesona, lesung pipitnya semakin membuatnya tampak mempesona. Duuhhh!
     Sampailah dikegiatan selanjutnya, di Kampung Komuniti II, bagian Puri Kitri. Kegiatan disana adalah membuat Angklung, Mengayam Kursi, dan membuat Bilik. Aku mengerjakan membuat Bilik. Dia pun mengikutiku. Dia terdiam dengan posisi duduk yang cenderung membungkuk memandangku, membuatku merasa Kepedean. Duh jadi malu nih! Kegiatan itu berlangsung sampai jam 4 sore. Setelah selesai kegiatan, peserta akan diberi stiker untuk ditempelkan ke buku kegiatan acara Pramuka tersebut. Tempat pembagian atiker yang penuh membuatku malas untuk berdempet-dempetan demi mendapat stiker tersebut. Nanti juga bakal kebagian stikernya, jadi aku menunggu saja sampai semua peserta dapat stiker dan pulang. Tanpa disadari dia mengambilkan stiker untukku. Uh so sweetnya!  Tidak terpikir  olehku dia akan mengambilkan stiker untukku.
     Mel ayo pulang bareng! dia megajakku untuk pulang bersama. Aneh sekali ini selama seharian penuh aku bersama dia. Rasa senang memang ada, tetapi rasa curigaku yang lebih besar. Selama diperjalanan dia selalu bernyanyi, menyanyikan lagu  Pramuka yang berjudul Sebatas Patok Tenda. Aku diam tak berbicara, mendengarkan dia bernyanyi membuatku sayang senang, tenang hati ini.
berawal dari Perkemahan ini, rasa itu pun hadir dihatiku. Menghiasi relung sukmaku cinta beremi dibumi perkemahan sepotong nyanyian yang  dia nyanyikan disepanjang jalan menuju perkemahanku, aku bingung itu lagu sengaja dinyanyikan? Atau untuk menghibur diirinya saja? Entahlah aku tak tahu.
akankah cintaku sebatas patok tenda, tenda terbongkar sayounara cinta akupun  membalas lagu yang dia nyanyikan. Senang sekali bisa bernyanyi bersamanya. Semua nyanyiian itu membuat kami lelah, dan beristihat dipinggir pohon di dekat Zona Adventure.
semua kegiatan ini gaakan aku lupain mel dia tiba-tiba berbicara itu kepadaku. Aku kaget! Bingung! Senang! Mengapa dia berkata seperti itu? Makin bingung deh!
sama kak dinan, akupun haha senyum yang tidak terlalu lebar aku pancarkan untuknya. Berharap dia membalas senyuman itu.
mel, sepertinya kita cuman sebatas patok tenda deh hah? Patok tenda? Makin ga ngerti aku! Maksudnya apa coba? Bingung lah!
aku ga ngerti deh kak dinan dengan wajah polos ku menjawabnya.
“ya jadi kita tuh paling kaya lagu sebatas patok tenda itu” hah? Aku makiin ga ngerti apa yang dia katakan!
“yaudh deh ka meskipun aku ga ngerti haha” akupun melanjutkan perjalanan menuju tenda bersamanya, bersenda gurau, sesekali dia mengagetkanku karena aku melamun diperjalanan. Dia jahil sekali, tetapi dia menyenangkan.
Setelah tiba diperbatasan dia pun memberi no teleponnya kepadaku, lalu aku pun ‘mengesave’ no teleponnya. Pesan terakhirnya  “mel, inget. Sebatas patok tenda ya mel.” Selalu terngiang-ngiang pesan darinya itu.
Menurutku, Pramuka itu tidak hanya menuntut kepribadian, tetapi menuntut kesetian juga. Buktinya banyak anggota Pramuka yang kuat ber-LDR padahal mereka sudah lama belum bertemu. Aku yakin, Pramuka itu mengajarkan yang terbaik untukku. Aku mengerti apa yag dia sampaikan kepadaku, bahwa “tidak selalu setelah kegiatan ini menjadi putus hubungan (tenda terbongkar), walaupun nanti belum tentu bertemu lagi (sayounara) tetapi kita masih mengingat teman-teman baru kita dan diusahakan masih berkomunikasi misalnya lewat dunia maya, sehingga persahabatan tetap terjalan”. Aku pulang ke tenda dengan hati gembira. Kini, aku mengerti apa yang Dinan bilan kepadaku tentang “Sebatas Patok Tenda” tersebut.
***

Post a Comment